Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

MUI Tegur Pimpinan TVRI Terkait Siaran Ramadhan Baju Berlambang "Nasrani"

Ketua MUI dan baju berlambang "Salib" yang
dikenakan penyiar saat Siaran Ramadhan.
(Foto: Dade, TangerangNET.Com)  
NET-  Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dr. KH Ma'ruf Amin mengatakan terutama yang berkaitan dengan dakwah siaran Ramadhan telah menerima banyak laporan dari masyarakat terkait siaran di TVRI program "Jelang Sahur" dengan tema Ramadhan Syahrut Taubat pada Sabtu (11/6) yang lalu, atau 5 Ramadhan 1437 H pukul 03.00 WIB.  Pada acara tersebut  memuat simbol agama Nasrani di busana pembawa acara Jelang Sahur.

"Simbol tersebut dianggap pelecehan karena tayangan tersebut pada saat umat Islam tengah menjalankan ibadah puasa. MUI melakukan kelarifikasi kepada Pimpinan TVRI dan Pimpinan TVRI telah meminta maaf langsung kepada Umat Islam," ujar KH Ma’ruf, Selasa (14/6), di Gedung MUI Jl Proklamasi Menteng, Jakarta Pusat.

Sementara itu, kata KH Ma’ruf, MUI merespon dengan mengambil langkah-langkah yang diperlukan bagi kepentingan umat di antaranya  menerima capture foto yang sudah menyebar di media sosial serta mendapatkan video tayangan acara tersebut sebagai bukti adanya pelanggaran etika siaran.

Ma'ruf menjelaskan MUI sudah memanggil pimpinan TVRI dan menegur secara langsung agar meminta maaf kepada umat melalui media, jangan sampai terjadi lagi hal-hal yang menodai kerukunan umat beragama. "MUI menyayangkan dan menyesalkan adanya tayangan sahur yang menjadi bagian dari ibadah puasa di bulan Ramadhan," ujarnya.

Oleh karena itu, katanya,  TVRI sebagai lembaga penyiaran publik hendaknya terus menerus berupaya meningkatkan kualitas siaran untuk mencerdaskan dan mencerahkan ummat dan bangsa dengan perinsip kehati-hatian dan harus memiliki sensitivitas tinggi terhadap isi siaran yang bernuansa agama.

MUI berharap lembaga siaran ikut mendukung kekhusyu'an umat Islam dalam menjalankan kewajiban agamannya. "Namun, MUI mendukung pengelola stasiun televisi mengedepankan sikap kehati-hatian dan menghindari hal-hal sensitif. Selama itu, pengelola televisi harus mengedepankan sikap saling menghargai antar umat beragama," ungkap Ma'ruf.  (dade)

Post a Comment

0 Comments