Presiden Joko Widodo saat menyaksikan Lubang Buaya: sejarah. (Foto: Dade, TangerangNET.Com) . |
NET - Hari Kesaktian Pancasila sesuai Keputusan Presiden Nomor 153 Tahun 1967
tentang Hari Kesaktian Pancasila, karena berkat kewaspadaan dan daya juang
seluruh rakyat Indonesia atas penghianatan G30S/PKI yang akan menhancurkan
Pancasila dapat ditumpas dan digagalkan.
"Pada 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian
Pancasila oleh Pemerintah untuk
menanamkan pesan di hati seluruh masyarakat Indonesia bahwasanya Pancasila,
sebagai ideologi negara tidak akan pernah tergantikan oleh paham apapun di Bumi
Pertiwi. Sebelumnya, terjadi upaya
penggantian ideologi negara yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia
(PIK)," kata Direktur Jenderal Pendidikan dan
Kebudayaan, Kacung Marijan, Kamis, (1/10/2015), di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya,
Jakarta Timur.
Oleh karena, kata Kacung, perlu menyadari jika Pancasila
merupakan peninggalan berharga dari Para Pendiri Bangsa, sebagai satu-satunya
ideologi yang dapat mengakomodir
kemajemukan Bangsa Indonesia. Pada 2015
ini, Presiden Joko Widodo, bertindak sebagai Inspektur Upacara Hari Kesaktian
Pancasila.
Sedangkan yang bertindak sebagai Komandan
Upacara adalah Kapolresta Depok, Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Dwiyono.
Sementara itu, teks Pancasila dibacakan oleh Ketua MPR RI Zulkifli
Hasan, pembacaan pembukaan UUD RI 1945 oleh Ketua DPD RI H. Irman
Gusman, pembacaan dan penandatanganan Ikrar oleh Ketua DPR RI Setya
Novanto dan Pembacaan doa
disampaikan oleh Dirjen Bimas Islam Kemenag RI Prof. H. Machasin.
Kacung menjelaskan untuk kesatuan upacara kali
ini berjumlah 1.029 peserta terdiri atas Pasukan Upacara TNI, dan Polri, Pasukan
Upacara Mahasiswa, KNPI, dan Pramuka serta Pasukan Upacara pelajar tingkat SD,
SMP, dan SMA/SMK. Sedangkan yang tampil sebagai paduan suara (aubade) adalah siswa-siswa
dari 5 Oktober yakni : SMA 78 Jakarta, SMA Kristen 3 Penabur, SMA 39 Jakarta,
SMA 49 Jakarta, dan SMA Jakarta.
Sealin itu, orkestra diisi oleh SMKN 2
Kasihan, Bantul, Jogyakarta. Peringatan Hari Kesaktian Pancasila kali ini
terasa instimewa karena merupakan peringatan ke-50 tahun Kesaktian Pancasila.
"Oleh karena itu tema peringatan Hari
Kesaktian Pancasila 2015 adalah 'Kerja Keras dan Gotong Royong Melaksanakan
Pancasila'," ungkap Kacung.
Dia menjelaskan tema tersebut dimaksudkan agar
pada 70 tahun
Kemerdekaaan Republik Indonesia, masyarakat Indonesia dapat lebih bekerja keras
dalam mengamalkan Pancasila. Dengan demikian, untuk dapat mengimplementasikan
Pancasila ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dibutuhkan gotong royong
di seluruh lapisan masyarakt Indonesian.
"Selain itu momentum 50 tahun Kesaktian
Pancasila merupakan saat yang tepat untuk menggelorakan kembali bahwa
"Pancasila Adalah Kita", yang merupakan ideologi terbuka. Dalam hal ini yaitu ideologi yang dapat berinteraksi dengan perkembangan
jaman dan adanya dinamika secara internal dan eksternal," tutur Kacung.
"Pancasila Adalah Kita" dimaksudkan
agar setiap warga Negara dan Bangsa Indonesia harus berpegang teguh kepada Pancasila sebagai dasar negara, falsafah dan
ideologi bangsa
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang merupakan amanah
dari Pendiri Bangsa. (dade)
0 Comments