Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pilkada Kota Tangsel, Petahana Wajar Bila Dikritik

Oleh Dodi Prasetya Azhari SH

Apabila pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Tangerang Selaran (Tangsel) Airin Rachmi Diany-Benyamin Davnie dalam proses Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) menarik untuk dikritisi. Ini merupakan kewajaran mengingat posisi pasangan pertahana ini mendapatkan banyak keunggulan ruang peran fungsi dan waktu sebagai incumbent untuk mendapatkan simpati rakyat.

Dan keunggulan ini bisa saja berpotensi sebagai kecurangan pada akhirnya. Dan jangan ada anggapan bahwa pasangan petahana ini dibully atau dianggap sebagai suatu isu kampanye menjatuhkan atau menjelek-jelekan. Maknai dengan bijak ini bentuk kritikan membangun. Jangan cengeng dan anti-kritik, karena pemimpin harus menjadi pelayan bukan minta dilayani, dan kalau jadi pelayan harus terima dan siap di komplain dong.

Namun ada hal yang menarik yang harus dikaji untuk dikritisi dalam proses Pilkada kali ini.  Pertama, keduanya adalah walikota dan wakil walikota dan statusnya Benyamin sebagai PNS. Kedua, posisi background keluarga calon khususnya terhadap keluarga Airin, diserang melalui kasus korupsi yang menimpa suami dan kakak iparnya.

Ketiga, posisi peran dan fungsi serta mental penyelenggara pemilu seperti  KPU Kota Tangsel dan Panwaskada dalam posisi memihak kepada pasangan petahana. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya gugatan dan aduan yang datang, dan ada kegenitan-kegenitan yang muncul dari Panwas yang pada akhirnya menaikkan suhu politik di Tangerang Selatan,dan ini bisa memicu konflik nantinya.

Jadi wajar bila hal ini terus menjadi bahan pembicaraan dan ini bukan bagian dari kampanye hitam. Jangan dangkal mengartikan sesuatu dan jangan bodohin masyarakat Tangerang Selatan. Sajikan kepada mereka fakta sebenarnya.  

Kita harus mampu jujur bicara dan menanggapi sebuah langkah prestasi dan membedakannya dengan baik, mana yang sekedar mencari sensasi. Dan jangan ciptakan skenario "korban" seperti sinetron untuk memancing air mata dan simpatik dari masyarakat. Karena korban sesungguhnya adalah masyarakat Tangerang Selatan.


Penulis adalah Ketua Umum Suara Kreasi Anak Bangsa (SKAB).

Post a Comment

0 Comments