Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

EWI: Penurunan Harga BBM Jangan Sebagai Alat Politik

Ilustrasi slang pom bensin di SPBU.
(Foto: Istimewas)  
NET -  Keinginan yang disampaikan oleh Presiden Jokowi untuk menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) dalam paket kebijakan tahap ketiga, sebaiknya jangan jadi alat politik semata. Presiden mestinya perintahkan mengkaji secara konpeherensif dan cermat.

Jangan cuma menurunkan harga hanya untuk kepentingan politik karena akan jadi percuma dan sia sia jika pasar ternyata tidak merespon kebijakan penurunan harga BBM tersebut,” ujar Direktur Ekskutif Energy Watch Indonesia (EWI) Ferdinan Hutahaean kepada  wartawa, Jumat (2/10/2015).

Ferdinand Hutahaean mengatakan Pemerintah harus menghitung secara cermat berapa besaran harga yang akan diturunkan supaya punya dampak terhadap masyarakat. Pemerintah jangan hanya mengumumkan penurunan harga BBM tanpa diikuti kebijakan lainnya dari kementerian terkait.

"Namun, jika penurunan harga BBM tidak diikuti oleh kebijakan dari Kementerian Perhuban untuk meninjau tarif angkutan transportasi, penurunan harga BBM akan sia-sia," ujar Ferdinan  di Jakarta.

Demikian juga, kata Ferdinan,  jika tidak diikuti kebijakan lanjutan dari Kementrian Perdagangan dan Kementrian Perindustrian maka percuma menurunkan harga BBM. Maka itu, Presiden harus memerintahkan kementrian terkait untuk menindaklanjuti kebijakan penurunan harga BBM dengan kebijakan yang eksekusional dari kementrian terkait.

"Selama ini, hal tersebut cenderung diabaikan sehingga penurunan harga BBM tidak menurunkan harga bahan pokok di pasar dan tidak turunnya ongkos transportasi. Ini sangat penting supaya kebijakan ini tidak terkesan hanya pencitraan politik semata,” tu.
kas Ferdinan

Pemerintah juga, kata  Ferdinan, tidak boleh menjadikan Pertamina sebagai korban dari politik BBM. Dengan memaksa Pertamina menjual rugi BBM tanpa ada dana stabilisasi BBM atau kebijakan lain untuk menutupi kerugian. Pertamina dipaksa harus menjual BBM dibawah harga keekonomian," ujarnya.

Sementara itu, melihat jika penurunan harga tesebut ingin punya dampak di tengah masyarakat maka peburunan harga harus berkisar minimum 5-10 persen,  jika dibawah itu maka dampaknya tidak akan ada dan lebih baik tidak usah diturunkan karena tidak membawa mamfaat.

Pemerintah untuk mengangkat daya beli masyarakat, yakni harga BBM akan diturunkan mulai pekan depan dan bunga kredit perbankan bakal dipangkas. Saat bersamaan, pemerintah akan menggenjot program padat karya yang berpeluang menyedot banyak tenaga kerja.

Agenda tersebut merupakan  hasil rapat kabinet terbatas  yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kamis (1/10/2015). Dalam rapat tersebut, Presiden memerintahkan Pertamina agar segera menghitung besaran penurunan harga bensin dan solar. Sebab, masih ada ruang bagi Pertamina untuk menurunkan harga BBM. (dade)

Post a Comment

0 Comments