Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Penyelenggaraan Pilkada Tangsel Berpotensi Main “Politik Uang”

Sejumlah pimpinan organisasi tergabung dalam SAPU: bersih.  
(Foto: Angga, TangerangNET.Com) 
NET – Pemilu Kepala Daerah(Pilkada) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) kini sudah masuk pendaftaran dan sedang dilakukan verifikasi administrasi. Namun, sejumlah kelompok masyarakat meragukan pelaksanaan Pilkada berjalan jujur dan adil.

“Kami mendorong sebagai masyarakat yang peduli terhadap Pemilu Bersih untuk membuat satu gerakan moral dan mengawal Pilkada Tangsel dari praktik politik uang," jelas Suhendar kepada TangerangNET.Com, Minggu (2/8/2015).

Guna melaksanakan pemantauan dan pengawasan Pemilu Bersih, kata  Wakil koordinator Tangerang Public Transparance Watch (TRUTH) yang juga sebagai dosen Fakultas Hukum Universitas Pamulang (Unpam)  Kota Tangsel,  Pilkada serentak  pada 9 Desember mendatang harus bersih dati politik uang.

Suhendar  menambahkan  Satgas Lawan Politik Uang (SAPU) Tangsel akan berpartisipasi secara khusus dalam melakukan pemantaun politik uang. Sebagai konsersium dari organisasi yang menginisiasi yakni  TRUTH,  Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Mata Hati Tangerang Selatan,  Pemuda Muhamadiyah (PM)  Kota Tangsel, Sekolah Anti Korupsi (SAKTI), Madrasah Antikorupsi, Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah  (IMM), Himpunan Mahasiswa Islam ( HMI)  Komipam,  IKA SAKTI, Ikatan Pelajar Muhammadiya  (IPM) Tangsel.

"Kita harus belajar dari pengalaman Pilkada Tangsel yang lalu, telah terjadi politik uang dalam memuluskan kemenangan pasangan calon tertentu  bersifat sporadis, parsial, dan perorangan baik pembagian uang dan/atau sembako, sebagaimana kutipan Mahkamah Konsitusi (MK) nomor: 209-210/PHPU.D-VIII/2010," ujar Suhendar.

Suhendar  menjelaskan  Kota Tangerang Selatan mempunyai pengalaman yang sporadik menggunakan sistem politik uang dalam upaya menjadikan calon nya menjadi walikota.

"Sudah kita ketahui bersama saat ini, KPU Kota Tangerang Selatan telah menerima 3 pasangan calon sebagai calon walikota dan wakil walikota, maka tidak menutup kemungkinan politik uang masih dijadikan instrumen yang handal untuk meraih kemenangan,” tandas Suhendar. (re/ril)

Post a Comment

0 Comments