Proyek drainase salah satu sasaran pemerasan preman. (Foto: Erwin Silitonga, TangerangNET.com). |
NET- Banyaknya proyek
pembangunan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) berkualitas buruk, dalam setiap
pembangunan jalan ataupun sarana infrastruktur salah satunya lemahnya pengawasan
dari masyarakat dan aparatur Pemerin
tah Tangsel.
Hal ini langsung dimanfaatkan
oleh para Organisasi Masyarakat (Ormas)
yang meminta jatah terhadap pemborong. Akibatnya, para pemborong banyak dirongrong oleh preman yang tidak
bertanggungjawab.
Hal ini diungkapkan oleh para pemborong berinisial W, 35 , yang mengelola pembangunan
infrastuktur drainase di Tangsel. Dengan banyaknya pungutan yang terjadi di lapangan,
membuat kualitas drainase menjadi buruk karena ada alokasi untuk jatah pungli
liar.
”Betul sekali, saya
pribadi sangat merasa kecewa dengan kondisi ada di lapangan, karena sering
kali kalau kita membangun selalu diperas
oleh Ormas yang tidak bertanggungjawab.
Ini membuat pembangunan akan menjadi tersendat," ucap W kepada wartawan, Jumat (24/4/2015)
Sementara Rawing, 47,
tokoh masyarakat Pamulang sangat menyesalkan banyaknya Ormas yang meminta jatah
pembangunan di Tangsel. Menurut bapak lima anak ini, dengan adanya pungutan
dari orang yang dilakukan tidak bertanggungjawab membuat buruknya pembangunan
di Tangsel.
"Pungli ini harus
segera dihapuskan, agar kualitas pembangunan Pemerintah Kota Tangsel bagus. Untuk
itu, saya berharap aparatur Pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi
pungli dari Ormas tersebut," pinta Rawing.
Sementara Kesbangpol
Linmas Kota Tangsel Salman Paris menyarankan kepada masyarakat apabila ada yang
merasa dirugikan dengan tindakan oknum Ormas atau pihak lain bisa melaporkan
kepada pihak yang berwenang.
"Jangan takut untuk melaporkan masalah pemalakan ini, karena hal tersebut sama saja melanghar hukum," tegas Salman. (win)
0 Comments